Fenomena NEET di Kalangan Gen Z
Generasi Z, yang berusia antara 12 hingga 27 tahun, menghadapi tantangan serius dalam ketenagakerjaan di Indonesia. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hampir 10 juta individu Gen Z termasuk dalam kategori NEET (Not in Employment, Education, or Training). Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar dari mereka tidak terlibat dalam kegiatan produktif seperti bekerja, bersekolah, atau mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan.
Lebih dari 9,9 juta individu berusia 15-24 tahun di Indonesia tergolong NEET. Persentase ini mencapai 22,25% dari total populasi usia 15-24 tahun di negara ini. Kelompok usia 20-24 tahun paling terpengaruh, dengan jumlah NEET mencapai 6,46 juta orang. Selain itu, tingkat NEET perempuan muda lebih tinggi dibandingkan laki-laki, mencapai 26,54% dari total perempuan usia 15-24 tahun.
Penyebab Tingginya Angka Pengangguran di Kalangan Gen Z
Tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z disebabkan oleh beberapa faktor utama.
- Kesenjangan Keterampilan
Banyak dari mereka keluar dari pendidikan menengah atau kejuruan tanpa keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja saat ini. Pendidikan yang kurang relevan dan tidak mengikuti perkembangan industri menjadi salah satu penyebab utama. - Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 telah mengubah teknologi dan dinamika pekerjaan dengan cepat. Perubahan ini menciptakan kesenjangan keterampilan antara apa yang dipelajari di sekolah dan apa yang dibutuhkan di dunia kerja. Adaptasi yang cepat terhadap teknologi baru menjadi tantangan besar bagi Gen Z. - Dampak Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan krisis global yang berdampak pada ekonomi dan lapangan kerja. Banyak perusahaan yang terpaksa mengurangi karyawan atau bahkan tutup, sehingga peluang kerja semakin terbatas.
Dampak dan Solusi Pengangguran Gen Z
Pengangguran Gen Z yang tinggi akan mempengaruhi perekonomian, masyarakat, dan psikologi. Hal tersebut berpotensi meningkatkan tingkat kemiskinan, ketimpangan sosial, dan beban pemerintah dalam menyediakan bantuan sosial. Oleh karena itu, diperlukan solusi holistik untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi. Berikut beberapa langkah strategis yang dapat diambil antara lain:
- Penguatan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan serta pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini, seperti keterampilan teknis dan digital.
- Promosi Program Magang dan Kerja Praktek: Memperluas program magang dan kerja praktek di perusahaan untuk memberikan pengalaman kerja praktis dan membangun jaringan profesional.
- Dukungan Kewirausahaan: Memberikan dukungan finansial dan pembinaan untuk kewirausahaan di kalangan Gen Z, seperti pendanaan usaha kecil dan akses pasar.
- Kolaborasi dengan Industri: Memperkuat kolaborasi antara lembaga pendidikan dan industri untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja dan memfasilitasi penempatan kerja yang lebih efektif.
Kita harus menangani tantangan pengangguran di kalangan Gen Z dengan solusi holistik dari pemerintah, sektor pendidikan, dan industri. Pemerintah perlu memprioritaskan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan menyediakan kesempatan untuk memperoleh keterampilan yang relevan. Dengan pendekatan ini, Indonesia dapat membantu generasi muda siap menghadapi masa depan dengan lebih baik.
Selain itu, kolaborasi antar sektor akan membantu mengurangi angka pengangguran Gen Z. Generasi muda yang memiliki keterampilan yang sesuai akan dapat berkontribusi maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi negara ini. E-karir siap membantu generasi muda dengan pelatihan keterampilan profesional untuk sukses di dunia kerja. Jangan lewatkan kesempatan ini – hubungi kami hari ini untuk informasi lebih lanjut dan mulailah perjalanan menuju karir impianmu